Selasa, 12 Juli 2011

TEBARKAN MAAF HINDARI PERMUSUHAN

Manusia itu makhluk sosial, begitu kata rata-rata ahli ilmu sosial. "Takdir" semacam itu jelas tak bisa dipungkiri. Dengan demikian, manusia tentu tak dapat hidup terpisah atau terasing, bahkan sebaliknya memiliki ketergantungan yang begitu tinggi, terhadap lingkungan sosialnya. Dalam kehidupan bersama, setiap orang punya beragam keperluan dan kepentingan. Pada titik inilah dibutuhkan berbagai peraturan dan norma-norma tertentu. Kalau tidak, bisa kita bayangkan, apa yang bakal terjadi! Antara satu dengan yang lainnya akan saling mengedepankan kepentingan atau kebutuhannya masing-masing, dan tak mau saling mengalah. Akibatnya pertikaian (baik antarpribadi, antarsuku, antarbangsa, dan antar-antar lainnya) akan mudah tersulut.

Pemberlakuan sistem norma dan aturan-aturan bertujuan antara lain untuk menjadi sarana perekat dan penguat bangunan kehidupan bersama. Lebih dari itu, setiap peraturan, norma, atau kontrak sosial ternyata akan membentuk perkembangan watak manusia. Tidak saja terjadi di seputar persoalan materi. Namun juga pada soal kejiwaan, khususnya jiwa persatuan. Jika suatu masyarakat merasakan persatuan lahir dan batin, yang berbentuk kesatuan jiwa secara menyeluruh, sudah pasti kehidupan ini akan tampak selalu indah, tentram, serta damai.

Satu kewajiban mendasar yang harus dipenuhi setiap orang tatkala hendak menjalin hubungan kemanusiaan dengan sesamanya adalah adanya kesiapan jiwa untuk memaafkan kesalahan-kesalahan orang lain. Dalam al-Quran (3: 134), Allah Swt berfirman, "Yaitu orang-orang yang senantiasa menafkahkan hartanya baik dalam keadaan lapang maupun dalam keadaan sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya, dan memberi maaf atas kesalahan orang lain. Dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan".

Apa yang termaktub dalam pernyataan al-Quran di atas memang sungguh luar biasa. Kita tidak menjumpai kata "meminta maaf" di situ, melainkan wal aafiina aninnas (memberi maaf kepada sesama manusia). Memang, pada kenyataannya, acapkali kita menjumpai orang yang amat mudah meminta maaf kendati itu tak lebih sekadar basa-basi, lantaran diucapkan sebelum ia melakukan apapun!), namun sangat jarang menemukan orang yang mau memberi maaf.

Pilihan pernyataan tersebut tentunya memiliki maksud-maksud yang suci, serta implikasi psikologis sangat mendalam. Sifat pemaaf merupakan penjelmaan lahiriah dari kehendak dan mawas diri yang kuat, serta perpaduan antara keteguhan hati dan kekuatan pikiran. Orang yang senantiasa memberi maaf akan merasakan ketenangan batin yang sedemikian indah. Itu terjadi lantaran seluruh tekanan jiwa yang menyumbat segenap pembuluh darah seakan-akan terbuka. Darinya akan segera terasa, bagaimana potensi rohaniah kita menjadi begitu bertenaga sehingga sanggup membebaskan diri dari tirani hawa nafsu. Memaafkan kekurangan orang lain memang bukan pekerjaan ringan. Apalagi bagi mereka yang watak dan karakternya telah dipasung sedemikian rupa oleh kebencian, kekerasan, dan dendam.

Selain berpengaruh pada jiwa si pemberi maaf tadi, sifat pemaaf juga akan berpengaruh kuat pada orang yang dimaafkan. Sampai-sampai mampu merubah pikiran serta perilakunya. Apalagi jika ia adalah seorang musuh. Begitu banyak kasus mengenai hubungan yang renggang dan bermusuhan menjadi baik karena sifat pemaaf, kebencian dan permusuhan yang telah berakar sangat dalam berubah menjadi kedamaian dan ketaatan yang menghiasi diri dan pemikirannya. Sayyid Musavi Lari dalam bukunya Psikologi Islam mengatakan, "Bakat terbesar manusia yang tidak dimiliki hewan adalah sifat pemaaf dan melupakan kesalahan-kesalahan orang lain. Ketika Anda dirugikan orang lain, Anda memiliki kesempatan yang baik untuk memaafkan dan menikmati perasaan batin atas sifat yang mulia ini. Kita diajarkan untuk memaafkan musuh-musuh kita.

Melakukan tindakan balas dendam terhadap lawan, akan menempatkan diri pada tempat yang sama dengan musuh, karena telah melakukan hal sama dengannya, bahkan telah menjadi pengikutnya. Tetapi Anda akan mendapatkan kemuliaan jika Anda mau memaafkan kesalahannya. Menghadirkan sifat pemaaf memaksa musuh-musuh untuk bertekuk lutut yang akan memiliki pengaruh psykologis dan mengajarkan sifat rendah hati. Adalah wajib bagi kita untuk bersikap baik ketika orang lain melanggar, karena kebaikan merupakan kebajikan surgawi, yang dengan itu alam semesta dan para penghuninya dapat hidup dalam kedamaian dan keharmonisan.

Akibat-Akibat Permusuhan dan Kebencian

Salah satu beban psikologis yang begitu berat dirasakan dan berbahaya bagi kehidupan manusia adalah permusuhan dan memendam perasaan benci terhadap orang lain. Sedemikian membebaninya sehingga dapat mempengaruhi kebahagiaan dan ketenangan manusia. Benci dan dendam tumbuh dari sifat amarah yang dapat merusak keseimbangan rohani. Bertentangan dengan sifat pemaaf -- yang merupakan unsur kebaikan, keseimbangan jiwa, kedamaian dan keharmonisan -- kebencian dan permusuhan adalah penyebab lahirnya perselisihan dan perpecahan yang merupakan wujud nyata dari kejahatan rohani. Permusuhan, jika terjadi, memiliki akibat-akibat yang menyakitkan dan sukar untuk mendapatkan pengobatannya. Seseorang dapat mengorbankan kesadarannya karena pengaruh kebencian dan permusuhan dan merambah hampir ke seluruh organ tubuhnya sehingga menimbulkan bencana bagi dirinya sendiri.

Menurut para psikolog bahwa, "Benci dan permusuhan berangkat dari kegoncangan mental, yang mempengaruhi seluruh struktur kesadaran berfikir manusia. Manusia akan kelihalangan sensitifitasnya dan berusaha melakukan tindakan balas dendam dengan berbagai cara yang memungkinkan, untuk merugikan orang lain".

Imam As-Sajjad Ali Zainal Abidin salah seorang cucu Rasulullah saww yang terkenal karena banyaknya bersujud, suatu hari bersama para sahabatnya didatangi seseorang yang mencerca dan memaki beliau. Imam berkata kepada para sahabatnya, "Kalian mendengar apa yang dikatakan orang ini kepadaku, aku ingin kalian ikut dan mendengar jawabanku padanya". Para sahabatnya berkata,"Kami akan ikut bersamamu". Imam berjalan menuju ke rumah lelaki itu seraya membacakan ayat Al-Quran : "Dan orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan adakah yang mengampuni selain dari pada Allah. Mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui". (QS. 3: 135).

Sampai di rumah orang tersebut, Imam memberitahukan kepadanya bahwa dia adalah Ali bin Husain. Lelaki itu keluar dan bersiap-siap. Ia yakin bahwa Imam akan membalasnya. Ketika lelaki itu muncul, Imam as-Sajjad berkata, "Saudaraku ! Anda telah datang kepadaku dan telah mengatakan sesuatu tentangku. Apabila yang Anda katakan itu adalah benar aku mohon ampun dari Allah, dan jika yang Anda tuduhkan padaku itu tidak benar, aku memohon kepada Allah untuk mengampunimu". Lelaki itu mendengar seraya menciumi Imam dan berkata: "Sesungguhnya aku menuduhmu padahal engkau tidak bersalah, kata-kata ini telah menyadarkan aku". Kata-kata Imam mempengaruhi rohani lelaki itu dan sekaligus membebaskannya dari penderitaan dan menunjukkan padanya tanda-tanda kesedihan dan penyesalan.

Dalam Al-Quran Allah Swt berfirman, "Dan tidaklah sama kebaikan dengan kejahatan, tolaklah kejahatan dengan cara terbaik, maka tiba-tiba orang yang diantara mu dan dia ada permusuhan, seolah-olah teman setia". (QS. 41:34). Sifat dendam ketika memiliki kekuatan dalam diri manusia akan memberikan pengaruh yang demikian besar dalam meruntuhkan hubungan kemanusiaan. Dan karenanya keberadaan sifat pemaaf harus dihadirkan sedemikian rupa supaya dapat menjadi senjata pertahanan untuk melawan persekongkolan para pelaku kejahatan (syetan) dalam diri kita.

Orang yang dengki dibebani dengan sejenis perasaan tanpa belas kasih dan kekurangan sifatnya pemurah. Disamping sangat mudah marah dan tersinggung juga dapat dapat melumpuhkan semua ruang-ruang kebajikan karena siksaan penderitaan rohani yang mendalam dan terus menerus. Dr. Dale Carniege menulis dalam bukunya, How to win Friends and Influence People, "Ketika kita menyembunyikan kebencian dan permusuhan di dalam hati terhadap musuh-musuh kita, sebenarnya kita memberi mereka kontrol terhadap makan, minum, tidur, kesehatan, kebahagiaan kita, dan bahkan tekanan darah kita. Sebenarnya kita membuat mereka mengendalikan hal ini melalui diri kita. Kebencian kita terhadap mereka tidaklah melukai mereka sedikitpun, kecuali justru mengubah kehidupan kita menjadi neraka yang tidak tertanggungkan".

Jalan satu-satunya yang dapat dilakukan untuk memperoleh keharmonisan rohani, kesadaran dan ketinggian mentalitas kita ialah ketika kita telah mampu mengusir dan menghapus noda kebencian dari hati kita. Dan hanya dengan itulah kemudian semua pranata sosial budaya dapat dibangun dalam komunitas manusia. Dengan menghapus kebencian dan dendam maka hati dan akalnya akan lembut dan sejuk. Semakin manusia menjauhkan dirinya dari kemubaziran dan pengumbaran amarah serta kebencian maka kebahagiaan dan kebebasan akan tumbuh dalam dirinya. Manusia akan keluar dari penjara-penjara rohani dan dengan sendirinya menguatkan benteng pertahanan dalam dirinya terhadap hasutan dan propaganda syetan, Wallahu’alam.

Selasa, 24 Mei 2011

KISAH UWAIS AL QORNI (PEMUDAH YANG BERBAKTI PADA IBUNYA)

Pada zaman Nabi Muhammad saw, ada seorang pemuda bernama Uwais Al-Qarni. Ia tinggal dinegeri Yaman. Uwais adalah seorang yang terkenal fakir, hidupnya sangat miskin. Uwais Al-Qarni adalah seorang anak yatim. Bapaknya sudah lama meninggal dunia. Ia hidup bersama ibunya yang telah tua lagi lumpuh. Bahkan, mata ibunya telah buta. Kecuali ibunya, Uwais tidak lagi mempunyai sanak family sama sekali.

Dalam kehidupannya sehari-hari, Uwais Al-Qarni bekerja mencari nafkah dengan menggembalakan domba-domba orang pada waktu siang hari. Upah yang diterimanya cukup buat nafkahnya dengan ibunya. Bila ada kelebihan, terkadang ia pergunakan untuk membantu tetangganya yang hidup miskin dan serba kekurangan seperti dia dan ibunya. Demikianlah pekerjaan Uwais Al-Qarni setiap hari.

Uwais Al-Qarni terkenal sebagai seorang anak yang taat kepada ibunya dan juga taat beribadah. Uwais Al-Qarni seringkali melakukan puasa. Bila malam tiba, dia selalu berdoa, memohon petunjuk kepada Allah. Alangkah sedihnya hati Uwais Al-Qarni setiap melihat tetangganya yang baru datang dari Madinah. Mereka telah bertemu dengan Nabi Muhammad, sedang ia sendiri belum pernah berjumpa dengan Rasulullah. Berita tentang Perang Uhud yang menyebabkan Nabi Muhammad mendapat cedera dan giginya patah karena dilempari batu oleh musuh-musuhnya, telah juga didengar oleh Uwais Al-Qarni. Segera Uwais Al-Qarni mengetok giginya dengan batu hingga patah. Hal ini dilakukannya sebagai ungkapan rasa cintanya kepada Nabi Muhammmad saw, sekalipun ia belum pernah bertemu dengan beliau.Hari demi hari berlalu, dan kerinduan Uwais Al-Qarni untuk menemui Nabi saw semakin dalam. Hatinya selalu bertanya-tanya, kapankah ia dapat bertemu Nabi Muhammad saw dan memandang wajah beliau dari dekat? Ia rindu mendengar suara Nabi saw, kerinduan karena iman.

Tapi bukankah ia mempunyai seorang ibu yang telah tua renta dan buta, lagi pula lumpuh? Bagaimana mungkin ia tega meninggalkannya dalam keadaan yang demikian? Hatinya selalu gelisah. Siang dan malam pikirannya diliputi perasaan rindu memandang wajah nabi Muhammad saw.

Akhirnya, kerinduan kepada Nabi saw yang selama ini dipendamnya tak dapat ditahannya lagi. Pada suatu hari ia datang mendekati ibunya, mengeluarkan isi hatinyadan mohon ijin kepada ibunya agar ia diperkenankan pergi menemui Rasulullah di Madinah. Ibu Uwais Al-Qarni walaupun telah uzur, merasa terharu dengan ketika mendengar permohonan anaknya. Ia memaklumi perasaan Uwais Al-Qarni seraya berkata, “pergilah wahai Uwais, anakku! Temuilah Nabi di rumahnya. Dan bila telah berjumpa dengan Nab, segeralah engkau kembali pulang.”

Betapa gembiranya hari Uwais Al-Qarni mendengar ucapan ibunya itu. Segera ia berkemas untuk berangkat. Namun, ia tak lupa mnyiapkan keperluan ibunya yang akan ditinggalkannya, serta berpesan kepada tetangganya agar dapat menemani ibunya selama ia pergi. Sesudah berpamitan sembari mencium ibunya, berangkatlah Uwais Al-Qarni menuju Madinah.

Setelah menempuh perjalanan jauh, akhirnya Uwais Al-Qarni sampai juga dikota madinah. Segera ia mencari rumah nabi Muhammad saw. Setelah ia menemukan rumah Nabi, diketuknya pintu rumah itu sampbil mengucapkan salam, keluarlah seseorang seraya membalas salamnya. Segera saja Uwais Al-Qarni menanyakan Nabi saw yang ingin dijumpainya. Namun ternyata Nabi tidak berada berada dirumahnya, beliau sedang berada di medan pertempuran. Uwais Al-Qarni hanya dapat bertemu dengan Siti Aisyah ra, istri Nabi saw. Betapa kecewanya hati Uwais. Dari jauh ia datang untuk berjumpa langsung dengan Nabi saw, tetapi Nabi saw tidak dapat dijumpainya.

Dalam hati Uwais Al-Qarni bergolak perasaan ingin menunggu kedatangan Nabi saw dari medan perang. Tapi kapankah Nabi pulang? Sedangkan masih terngiang di telinganya pesan ibunya yang sudah tua dan sakit-sakitan itu, agar ia cepat pulang ke Yaman, “engkau harus lekas pulang”.

Akhirnya, karena ketaatannya kepada ibunya, pesan ibunya mengalahkan suara hati dan kemauannya untuk menunggu dan berjumpa dengan Nabi saw. Karena hal itu tidak mungkin, Uwais Al-Qarni dengan terpaksa pamit kepada Siti Aisyah ra untuk segera pulang kembali ke Yaman, dia hanya menitipkan salamnya untuk Nabi saw. Setelah itu, Uwais Al-Qarni pun segera berangkat mengayunkan langkahnya dengan perasaan amat haru.

Peperangan telah usai dan Nabi saw pulang menuju Madinah. Sesampainya di rumah, Nabi saw menanyakan kepada Siti Aisyah ra tentang orang yang mencarinya. Nabi mengatakan bahwa Uwais Al-Qarni anak yang taat kepada ibunya, adalah penghuni langit. Mendengar perkataan Nabi saw, Siti Aisyah ra dan para sahabat tertegun. Menurut keterangan Siti Aisyah ra, memang benar ada yang mencari Nabi saw dan segera pulang kembali ke Yaman, karena ibunya sudah tua dan sakit-sakitan sehingga ia tidak dapat meninggalkan ibunya terlalu lama. Nabi Muhammad saw melanjutkan keterangannya tentang Uwais Al-Qarni, penghuni langit itu, kepada para sahabatnya., “Kalau kalian ingin berjumpa dengan dia, perhatikanlah ia mempunyai tanda putih ditengah talapak tangannya.”

Sesudah itu Nabi saw memandang kepada Ali ra dan Umar ra seraya berkata, “suatu ketika apabila kalian bertemu dengan dia, mintalah doa dan istighfarnya, dia adalah penghuni langit, bukan orang bumi.”

Waktu terus berganti, dan Nabi saw kemudian wafat. Kekhalifahan Abu Bakar pun telah digantikan pula oleh Umar bin Khatab. Suatu ketika, khalifah Umar teringat akan sabda Nabi saw tentang Uwais Al-Qarni, penghuni langit. Beliau segera mengingatkan kembali sabda Nabi saw itu kepada sahabat Ali bin Abi Thalib ra. Sejak saat itu setiap ada kafilah yang datang dari Yaman, Khalifah Umar ra dan Ali ra selalu menanyakan tentang uwais Al Qarni, si fakir yang tak punya apa-apa itu, yang kerjanya hanya menggembalakan domba dan unta setiap hari? Mengapa khalifah Umar ra dan sahabat Nabi, Ali ra, selalu menanyakan dia ?

Rombongan kalifah dari Yaman menuju Syam silih berganti, membawa barang dagangan mereka. Suatu ketika, Uwais Al-Qarni turut bersama mereka. Rombongan kalifah itu pun tiba di kota Madinah. Melihat ada rombongan kalifah yang baru datang dari Yaman, segera khalifah Umar ra dan Ali ra mendatangi mereka dan menanyakan apakah Uwais Al-Qarni turut bersama mereka. Rombongan kafilah itu mengatakan bahwa Uwais Al-Qarni ada bersama mereka, dia sedang menjaga unta-unta mereka di perbatasan kota. Mendengar jawaban itu, khalifah Umar ra dan Ali ra segera pergi menjumpai Uwais Al-Qarni.

Sesampainya di kemah tempat Uwais berada, khalifah Umar ra dan Ali ra memberi salam. Tapi rupanya Uwais sedang shalat. Setelah mengakhiri shalatnya dengan salam, Uwais menjawab salam khalifah Umar ra dan Ali ra sambil mendekati kedua sahabat Nabi saw ini dan mengulurkan tangannya untuk bersalaman. Sewaktu berjabatan, Khalifah Umar ra dengan segera membalikkan tangan Uwais, untuk membuktikan kebenaran tanda putih yang berada di telapak tangan Uwais, seperti yang pernah dikatakan oleh Nabi saw. Memang benar! Tampaklah tanda putih di telapak tangan Uwais Al-Qarni.

Wajah Uwais Al-Qarni tampak bercahaya. Benarlah seperti sabda Nabi saw bahwa dia itu adalah penghuni langit. Khalifah Umar ra dan Ali ra menanyakan namanya, dan dijawab, “Abdullah.” Mendengar jawaban Uwais, mereka tertawa dan mengatakan, “Kami juga Abdulla, yakni hamba Allah. Tapi siapakah namamu yang sebenarnya?” Uwais kemudian berkata, “Nama saya Wajah Uwais Al-Qarni”.

Dalam pembicaraan mereka, diketahuilah bahwa ibu Uwais Al-Qarni telah meninggal dunia. Itulah sebabnya, ia baru dapat turut bersama rombongan kafilah dagang saat itu. Akhirnya, Khalifah Umar dan Ali ra memohon agar Uwais membacakan doa dan istighfar untuk mereka. Uwais enggan dan dia berkata kepada Khalifah, “saya lah yang harus meminta doa pada kalian.”

Mendengar perkataan Uwais, khalifah berkata, “Kami datang kesini untuk mohon doa dan istighfar dari anda.” Karena desakan kedua sahabat ini, Uwais Al-Qarni akhirnya mengangkat tangan, berdoa dan membacakan istighfar. Setelah itu Khalifah Umar ra berjanji untuk menyumbangkan uang negara dari Baitul Mal kepada Uwais untuk jaminan hidupnya. Segera saja Uwais menampik dengan berkata, “Hamba mohon supaya hari ini saja hamba diketahui orang. Untuk hari-hari selanjutnya, biarlah hamba yang fakir ini tidak diketahui orang lagi.”

Beberapa tahun kemudian, Uwais Al-Qarni berpulang ke rahmatullah. Anehnya, pada saat dia akan dimandikan, tiba-tiba sudah banyak orang yang berebutan untuk memandikannya. Dan ketika dibawa ke tempat pembaringan untuk dikafani, di sana pun sudah ada orang-orang yang menunggu untuk mengkafaninya. Demikian pula ketika orang pergi hendak menggali kuburannya, disana ternyata sudah ada orang-orang yang menggali kuburnya hingga selesai. Ketika usungan dibawa menuju ke pekuburan, luar biasa banyaknya orang yang berebutan untuk mengusungnya.

Meninggalnya Uwais Al-Qarni telah menggemparkan masyarakat kota Yaman. Banyak terjadi hal-hal yang amat mengherankan. Sedemikian banyaknya orang yang tak kenal berdatangan untuk mengurus jenazah dan pemakamannya, padahal Uwais Al-Qarni adalah seorang fakir yang tidak dihiraukan orang. Sejak ia dimandikan sampai ketika jenazahnya hendak diturunkan ke dalam kubur, disitu selalu ada orang-orang yang telah siap melaksanakannya terlebih dahulu.

Penduduk kota Yaman tercengang. Mereka saling bertanya-tanya, “siapakah sebenarnya engkau wahai Uwais Al-Qarni ? bukankah Uwais yang kita kenal, hanyalah seorang fakir, yang tak memiliki apa-apa, yang kerjanya sehari-hari hanyalah sebagai penggembala domba dan unta? Tapi, ketika hari wafatmu, engkau menggemparkan penduduk Yaman dengan hadirnya manusia-manusia asing yang tidak pernah kami kenal. Mereka datang dalam jumlah sedemikian banyaknya. Agaknya mereka adalah para malaikat yang diturunkan ke bumi, hanya untuk mengurus jenazah dan pemakamanmu.”

Berita meninggalnya Uwais Al-Qarni dan keanehan-keanehan yang terjadi ketika wafatnya telah tersebar ke mana-mana. Baru saat itulah penduduk Yaman mengetahuinya, siapa sebenarnya Uwais Al-Qarni. Selama ini tidak ada orang yang mengetahui siapa sebenarnya Uwais Al-Qarni disebabkan permintaan Uwais Al-Qarni sendiri kepada Khalifah Umar ra dan Ali ra, agar merahasiakan tentang dia. Barulah di hari wafatnya mereka mendengar sebagaimana yang telah disabdakan oleh Nabi saw, bahwa Uwais Al-Qarni adalah penghuni langit.

Sumber ; kisah orang-orang sabar.

Senin, 04 April 2011

Kisah Sahabat Nabi Yang Durhaka Kepada Ibunya

~A L K I S A H

Konon di kisahkan bahwa pada zaman ROSULALLAH SAW ada seorang pemuda yang bernama ALQOMAH.
Dia seorang pemuda yang rajin Sholat , Beribadah , Berpuasa dan Ahli Shodaqoh.
Suatu ketika dia sakit keras , maka istrinya mengirim utusan kepada Rosulullah untuk memberi tahukan kepada Beliau akan keadaan Alqomah.
Maka Rosulullah pun mengutu AMMAR BIN YASIR , SHUHAIB AR RUMI , BILAL BIN ROBAH untuk melihat keadaan Alqomah.
~ Beliau bersabda : " Pergilah ke rumah Alqomah dan talqinlah untuk mengucapkan LA ILAHA ILLALLOH".
Akhirnya mereka berangkat ke rumahnya , ternyata saat itu Alqomah sudah dalam keadaan Naza' , maka segeralah mereka mentalqinnya , namun tidak bisa mengucapkan LA ILAHA ILLALLOH.

Langsung saja mereka melapor kan kejadian ini pada Rosulullah.

~ Maka Rosulullah pun bertanya :
" Apakah dia masih mempunyai kedua Orangtua?..... "

Ada yang menjawab :
" Ada wahai Rosulullah , dia masih mempunyai seorang ibu yang sudah sangat tua rentah. "

~~ Maka Rosulullah mengirim utusan untuk menemuinya , dan beliau berkata kepada utusan tersebut :
Katakan kepada ibu Alqomah : " Jika dia masih mampu untuk berjalan menemui Rosulullah maka datanglah , namun kalau tidak , maka biarlah Rosulullah yang datang menemuimu. "

Tatkala utusan itu telah sampai pada ibunya Alqomah dan pesan itu di sampaikan.
~ Maka ibunya Alqomah berkata : " Sayalah yang lebih berhak untuk mendatangi Rosulullah. "

~ Maka dia pun memakai tongkat dan berjalan mendatangi Rosulullah.
Sesampainya dirumah Rosulullah , dia mengucapkan salam dan Rosulullah pun menjawab salamnya.

~~ Lalu Rosulullah bersabda kepadanya : " Wahai ibu Alqomah , jawablah pertanyaanku dengan jujur , sebab jika engkau berbohong maka akan datang Wahyu dari ALLA SWT yang akan memberitahukan kepadaku , bagaimana sebenarnya keadaan putramu Alqomah?..... "

~ Sang ibu menjawab : " Wahai Rosulullah , dia rajin mengerjakan Sholat , Berpuasa dan Ahli Shodaqoh. "

~~ Lalu Rosulullah bertanya lagi : " Lalu apa perasaanmu padanya?..... "

~ Dia menjawab : " Saya marah kepadanya wahai Rosulullah. "

~~ Rosulullah bertanya lagi : " Kenapa?..... "

~ Dia menjawab : " Wahai Rosulullah , dia lebih mengutamakan istrinya dari pada saya dan dia pun durhaka kepadaku. "

~~ Maka Rosulullah bersabda :
" Sesungguhnya kemarahan sang ibu telah menghalangi lisan Alqomah sehingga tidak bisa mengucapkan Syahadat. "

~~ Maka beliau bersabda :
" Wahai Bilal , pergilah dan kumpulkan kayu bakar yang banyak. "

~ Si ibu bertanya : " Wahai Rosulullah , apa yang akan engkau lakukan?..... "

~~ Rosulullah menjawab :
" Saya akan membakarnya di hadapanmu. "

~ Si ibu berkata : " Wahai Rosulullah , saya tidak tahan kalau engkau membakar anakku di hadapanku. "

~~ Maka Rosulullah menjawab :
" Wahai ibu Alqomah , sesungguhnya adzab ALLAH SWT lebih pedih dan lebih langgeng , kalau engkau ingin supaya ALLAH mengampuninya , maka relakanlah anakmu Alqomah , demi dzat yang di jiwaku berada di tangannya , Sholat , Puasa dan Shodaqohnya tidak akan memberinya manfaat sedikit pun selagi engkau masih marah kepadanya. "

~ Maka dia berkata :
" Wahai Rosulullah , ALLAH sebagai saksi , juga para MALAIKAT dan semua kaum Muslim yang hadir , Bahwa saya telah Ridlo pada anakku Alqomah. "

~~ Rosulullah pun berkata :
" Wahai Bilal , pergilah kepadanya dan lihatlah apakah Alqomah sudah bisa mengucapkan Syahadat ataukah belum?.....
Barangkali ibu Alqomah mengucapkan sesuatu yang bukan berasal dari dalam hatinya , barangkali dia hanya malu kepadaku. "

Maka Bilal pun berangkat , ternyata dia mendengar Alqomah dari dalam rumah mengucapkan : " LA ILAHA ILLALLAH. "
Maka Bilal masuk pun masuk dan berkata :
" Wahai sekalian manusia , sesungguhnya kemarahan ibu Alqomah telah menghalangi lisan Alqomah sehinggah tidak bisa mengucapkan Syahadat , dan Ridlonya telah menjadikan mampu mengucapkan Syahadat. "

Kemudian Alqomah pun meninggal dunia saat itu juga.

~ Maka Rosulullah melihatnya dan memerintahkan untuk di mandikan lalu di kafani kemudian Beliau mensholatinya dan menguburkannya.

~ Lalu didekat kuburan itu Rosulullah bersabda :
" Wahai sekalian kaum Muhajirin dan Anshor , barang siapa yang melebihkan istrinya dari pada ibunya , dia akan mendapatkan laknat dari ALLAH , para Malaikat dan seluruh manusia.
ALLAH tidak akan menerima Amalnya sedikit pun kecuali dia mau bertaubat dan berbuat baik pada ibunya serta meminta Ridlonya.
Karena Ridlo ALLAH tergantung pada Ridlonya dan Murka ALLAH tergantung pada Murkanya. "

Riyadlul Falah - Yaimamarrusli (live).mp3 - 4shared.com - penyimpanan dan berbagi-pakai file online - unduh - Riyadlul Falah - Yaimamarrusli (live).mp3

Ya Imamarrusli , judul sholawat yang di lantunkan oleh Riyadlul Falah Group.
Satu sholawat yang berirama dangdut.
Silahkan di download.

Kenali Makanan dan Minumanam Berbahan Lemak Babi Dari Kodenya

Assalamu 'Alaikum Wr Wb.

Mungkin sudah banyak yang tahu , tapi mungkin banyak juga yang belum tahu atau lupa.
Kejadiannya berawal waktu seorang anak minta di belikan ice cream MAGNUM dari wall's.
Sampai dirumah di baca dan di amati komposisinya.
Ternyata ada kode E472 yang artinya mengandung LEMAK BABI , tapi ANEH nya dapat logo HALAL dari MUI...!!!

So, berhati-hatilah teman dan saudara-saudara dalam mengonsumsi makanan dan minuman .
Bisakan baca dan tanya jika kita ingin makan sesuatu , terutama HALAL ~ HARAM nya.

Berikut ada informasi menarik tentang bagaimana mengenali makanan dan minuman yang mengandung lemak babi.
Kandungan lemak babi dapat dikenali dengan mengidentifikasikan kode bahan dari suatu produk makanan dan minuman.
Pada umumnya kandungan bahan pada produk dapat dikenali langsung dengan istilah ilmiah yang terterah pada kemasan.
Namun, dengan ketatnya persyaratan bagi kaum muslim, para produsen menyamarkan kandungan babi pada produknya dengan suatu kode yang mungkin hanya dapat di pahami oleh instansi tertentu seperti BPOM.
Informasi ini mungkin sangat berharga , terutama bagi kaum muslim yang senantiasa menjaga ke HALAL an makanan dan semua kebutuhan hidupnya dari bahan yang HARAM.

Di Eropa pilihan utama untuk makanan hewani adalah daging babi.
Di Paris sendiri , terdapat kurang lebih 14.000 peternakan babi yang dapat memproduksi berton-ton daging babi setiap harinya untuk memenuhi kebutuhan lokal maupun eksport.
Kebutuhan akan daging babi akan meningkat terutama pada saat musim dingin.

Orang Eropa biasanya banyak mengkonsumsi protein hewani seperti daging untuk mempertahankan suhu tubuh.
Namun di sisi lain , orang Eropa cenderung menghindari makanan dengan kandungan lemak yang tinggi.
Seperti kita ketahui bahwa , daging babi memiliki kandungan lemak yang sangat tinggi.
Untuk mengantisipasi hal tersebut , biasanya produsen melakukan pemisahan lemak dari daging babi.
Jumlah lemak dari sisa pengolahan tentunya sangat melimpah.
Pada awalnya lemak babi tersebut dibuang , namun dengan perkembangan teknologi , lemak babi dapat di manfaatkan sebagai bahan makanan , obat dan bahan kosmetika seperti sabun , pasta gigi , shampo dan lain-lain.

Umumnya pada suatu makanan olahan mengandung lesitin sebagai pengemudi.
Lesitin dapat di peroleh dari lemak nabati atau pun lemak hewani.
Lesitin dari lemak nabati seperti lesitin kedelai memiliki kemungkinan kecil mengandung lemak babi.
Sementara itu , jika pada suatu kemasan produk tertera mengandung lemak hewani namun tidak di sebutkan secara rinci jenis lesitin nya maka patut di curigai produk tersebut menggunakan lesitin lemak babi.

Kode bahan pada suatu produk yang mengandung lemak babi biasanya di awali dengan huruf "E" atau yang biasa di kenal dengan E-CODES , contoh : E904 , E414.


Berikut ini kode beberapa produk yang beredar di pasaran yang positif mengandung lemak babi :

E100 , E110 , E120 , E-140 , E141 , E153 , E210 , E213 , E214 , E216 , E234 , E252 , E270 , E280 , E325 , E326 , E327 , E337 , E422 ,E430 , E431 , E432 , E433 , E434 , E435 , E436 , E440 , E470 , E471 , E472 , E473 , E474 , E475 , E476 , E477 , E478 , E481 , E482 , E483 , E491 , E492 , E493 , E494 , E495 , E542 , E570 , E572 , E631 , E635 , E904.


Sekian sedikit informasi yang dapat saya bagikan , semoga menjadi pengetahuan , pertimbangan dan bisa bermanfaat.
Khususnya bagi umat muslim dalam memilih produk yang tepat dan sesuai dengan syari'at ISLAM.


Wassalamu 'Alaikum Wr Wb.

Kamis, 31 Maret 2011

Riadlul Falah - al yamaniyyah (live) .mp3 - 4shared.com - online file sharing and storage - download - Riadlul Falah - al yamaniyyah (live) .mp3

Berikut ini adalah salah satu sholawat yang di lantunkan Riyadlul Falah group.
Satu sholawat yang berjudul Al Yamaniyyah , atau yang lebih di kenal dengan Sholawat Yamaniyyah.
Jika ingin tahu dan ingin mendengarkannya silahkan di download.
Jangan lupa tinggalkan coment , kritik dan saran.

Kamis, 24 Maret 2011

Riyadlul Falah Group

Riyadlul Falah Group terbentuk pada tahun 2001.
Mulanya group ini sebuah kumpulan Sholawat Al Banjari Clasic yang akhirnya menjadi satu group musik Sholawat modern,
tapi tidak menghilangkan al banjari.
Group ini dulu sering mengalami bongkar pasang personil.
Bahkan sampai mau bubar.
Alhamdulillah...dengan semangat yang keras dan suport dari ustadz,akhirnya kami membentuk kembali group ini.
Dan Alhamdulillah eksis sampai saat ini.
Lagu-lagu Riyadlul falah atau lebih dikenal dengan BABUS SALAM sudah amat lekat ditelingah masyarakat sekitar.
Dengan membawakan Sholawat, Qosidah, Nasid dan lagu-lagu islami.

Group ini pernah vakum selama kurang lebih 4 tahun.
Dan Alhamdulillah sekarang mulai eksis lagi

Buat para penggemar Lagu-lagu sholawat pada umumnya,
dan para penggemar Riyadlul Falah Group khususnya.
Do'a kan kami mudah-mudahan kami bisa meneruskan syi'ar islam ini.
Dan selalu bisa membesarkan agama ISLAM...

AMIIN.....!!!